Mengenai Saya

Foto saya
Anugerah yang dikirimkan oleh Allah untuk orang tua saya adalah terlahirnya putri ke dua dari tiga bersaudara yang bernama Fatimatus Sholikah Dwi Wahyuni. IAIN SURAKARTA ADS (Aktivis Dakwah Kampus), KAMMI AL-Aqsha IAIN SKA, KTI (Komunitas Trainer Indonesia), Radio Dista FM, BEM Institut IAIN SKA

Senin, 30 Desember 2013

KELEMAHAN TAK MENGHALANGIKU MENGEJAR CITA-CITA


Inilah Karya SMA Kelas 3

            Annisa adalah gadis kecil yang dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana. Dia ditinggal meninggal oleh Ayahnya sejak dia kelas 1 SD. Dia mempunyai 2 saudara yang sangat mencintainya. Kedua kakaknya benama Aida dan Mila. Annisa anak terakhir yang membutuhkan kasih sayang seorang ayah, meskipun kasih sayang Ibu tidak pernah kurang, namun Annisa merasa kurang tanpa hadirnya Ayah.
            Ketika kelas 6 SD setelah menerima rapot sekolah dan pembagian ijazah Annisa merasa sedih. “Annisa kenapa ayahmu tidak datang mengambil hasil belajarmu?” Kata Azza (teman yang suka mengejeknya). “Nanti ibuku akan datang, mungkin sekarang masih dijalan, dan bapakku sudah ada di surga, jadi tidak mungkin kesini.” Jawab Annisa(sambil mukanya ditekuk). “Azza ngapain kamu disini, pasti jahilin  Annisa, pergi sana !” Kata Salma ( teman akrabnya).” Hallah sukanya marah-marah, dasar Salma gendut dan galak” jawab Azza. “Kalian ngapain bertengkar, Annisa disini baik-baik saja, Itu Ibu sudah datang, jadi ijazahku bisa diambil”.Kata Anisa sambil tersenyum melihat Ibunya menuju kelas.
            “Hore Ibu datang, Ibu cepetan masuk kelas ya, sudah ditungguin Ibu Guru” (Annisa berjabat tangan sama Ibu dan mencium tangannya). “Hallah bapaknya tidak ada katanya di surga, paling nilainya jelek, kan tidak pernah ditemani belajar sama bapaknya” Sahut Azza.                                                                           
            “Azza kamu jahat banget sih sama Annisa, emang dia salah apa sama kamu, dia sudah tidak punya Bapak, karena Bapaknya meninggal dunia karena sakit, Ibunya cari uang sendiri, kamu tidak boleh kayak gitu, nanti kalau nangis gimana? (Salma memberi pengertian tentang Ayahnya Annisa karena Azza murid baru di kelas 6 SD kemarin).
            “Ooww... jadi meninggal dunia??”       
            “Iya kamu harus beruntung  masih punya orang tua yang lengkap dan kaya”. Kata Salma.
            Ibunya Annisa keluar dari kelas dengan menangis dan langsung memeluk  Annisa dengan erat.” Nak kamu harus rajin belajar yang rajin, supaya cita-citamu terwujud dan menjadi kebanggaan keluarga”. (kata ibunya).
            “Ibu mengapa menangis? Annisa lulus tidak bu? Bu, Ibu Annisa lulus tidak bu? Ayo jawab Bu”.( Annisa bertanya dengan air mata yang mengalir di wajahnya). Kemudian Ibunya mengusap air mata di wajah  Annisa dengan senyum bahagia.” Kamu lulus nak, nilaimu sangat bagus, kamu harus meraih cita-citamu”. “Iya bu Annisa berusaha belajar yang rajin”. (Annisa dan Ibu pulang).
            Bagaimana hasil ijazah kamu dik Annisa? Kakak ingin melihatnya.” Kata Kak Aida
            “Ini kak coba lihat nilai Annisa, baguskan?”(Annisa memberikan rapot dan ijazahnya
            “Wah Adik pinter, belajar yang rajin supaya adik bisa melanjutkan ke SMP yang unggulan.” Kata Kak Aida.
            “Oh iya, bentar lagi Annisa SMP, bingung kak mau sekolah mana.”
            (Tiba-tiba Salma datang menepuk pundak Annisa) Hai Annisa bagaimana lulus tidak? Kakak pinjem rapot dan ijazahnya mana?”
            “Lulus kak, kakak Annisa bingung nih mau  ngelanjutin sekolah dimana.”  Kalau bisa sekolah yang murah saja, Ibu cari uang sendiri, kasihan Ibu.
            Pada waktu sore hari Annisa terlelap  tidur. Ibu, Aida  dan Salma berkumpul di teras dalam rumah. “Ibu bagaimana dengan proses belajar Annisa, dia harus mlanjutkan ke SMP karena selain dia pinter juga perhatian sama keluarga. (Kata Aida kakak pertamanya yang sudah bekerja dengan penghasilan cukup untuk kebutuhan sehari-harinya).” Salma menambahinya bahwa Annisa harus sekolah, karena Salma sudah di sekolahkan sampai SMP juga, tidak adil kalau Annisa tidak melanjutkan dan dia harus disekolahkan di sekolah yang unggulan.
            “Iya anak-anak Ibu harus pinter semua dan harus bisa  mengejar cita-cita meski kita lemah keuangan tetapi kita tidak boleh lemah berdoa dan berusaha”. “Masih ada waktu  untuk kita mencari uang”. “Semoga Allah memberi rejeki kepada keluarga kita”. Setiap hari Ibu dan ketiga anak-anaknya selalu berdoa dan tidak hentinya Ibu selalu menekuni kerja di Pabrik dan anak-anaknya menjual jajan disekeliling rumah. Uang yang mereka dapat telah terkumpul Rp. 500,000,00,-. Uang itu sangat kurang sekali untuk biaya masuk SMP Annisa.
            Pendaftaran masuk SMP segera ditutup Annisa bingung harus sekolah apa tidak. Tiba-tiba salah satu Gurunya datang kerumah Annisa.
             “Assalamu’alaikum Annisa” (salam Pak  Budi wali kelas Annisa).
“ Wa’alaikumsalam wr.wb Pak Budi?”
“ Mari masuk dulu ke rumah, ada apa ya pak?” Ibu lagi tidak ada di rumah.
 “Begini Annisa, ada kabar gembira untuk kamu, kamu bisa sekolah gratis karena selain prestasimu bagus kamu juga telah  membawa nama harum sekolah”. Jadi sangat disayangkan jika kamu tidak melanjutkan sekolah. Kamu nanti akan sekolah dengan beasiswa dari Lembaga dan pemerintah. “bagaimana Annisa bisa diterima tawaran Pak Guru?”
“Saya belum bisa menjawab Pak”. (Ibu tiba-tiba pulang dari pabrik).
Pak Budi kemudian menjelaskan semuanya. Akhirnya Ibu sangat senang sekali dan
akhirnya Annisa bisa sekolah di unggulan dengan gratis dan dibiayai karena prestasinya, usaha dan do’anya.
            Pak Budi selalu memotivasi Annisa bahwa pendidikan itu sangat penting. Apalagi dengan siswa yang cerdas seperti Annisa. Meski lemah materi, keuangan tidak menghalangi kita mengejar cita-cita dengan selalu berdo’a dan berusaha. Annisa sangat bahagia sekali dan keluarganya sangat bersyukur semua doanya bisa terjawab oleh Allah. Annisa semakin percaya diri dan semangat dalam belajar. Mekipun dia gadis kecil tetapi cara berfikirnya sangat luar biasa. Kelemahan keuangannya tidak menghalangi cita-cita Annisa untuk melanjutkan sekolah SMP unggulan. Prestasinya selalu meningkat dan menjadi kebanggaan orang tua.
          

                       



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut