Mengenai Saya

Foto saya
Anugerah yang dikirimkan oleh Allah untuk orang tua saya adalah terlahirnya putri ke dua dari tiga bersaudara yang bernama Fatimatus Sholikah Dwi Wahyuni. IAIN SURAKARTA ADS (Aktivis Dakwah Kampus), KAMMI AL-Aqsha IAIN SKA, KTI (Komunitas Trainer Indonesia), Radio Dista FM, BEM Institut IAIN SKA

Sabtu, 04 Januari 2014

PEMBANGUN PERADABAN









RUMAH YANG HAKIKI ADALAH DAKWAH

Mendengar kata “dakwah” sungguh berat jika kita mengetahui di dalamnya. Tetapi kita sebagai umat Islam sebagai generasi pembangun peradaban haruslah tahu apa potensi kita di dalam dakwah?
Tidak mungkin kita akan membangun rumah tanpa ada konseptor, kontraktor, orator, cari uang, penulis dll. Oleh karena itu kita harus mengetahui potensi kita untuk membangun peradaban. Termasuk potensi manakah yang kita miliki. Janganlah kita menjadi pribadi yang ikut-ikutan sebagai ai yang mengalir Karen akita harus menggali potensi yang kita miliki. Carilah yang paling menonjol.
Akhwatifillah, kita terkadang tersibukkan karena kegiatan rutinitas kita. Kita mempunyai banyak amanah. Ibarat 5 amanah yang antum harus fokus di dalamnya. Akan tetapi mana yang harus antum prioritaskan? Tentu antum sudah mempunyai grafik yang paling tinggi. Kita sebagai aktivis dakwah bahwa yang paling tinggi haruslah dakwah kita, lihat 5 jari tangan kita, ambil yang paling tengah itulah sebagai pondsi kita, sehingga yang disamping adalah sayap-sayap kita. Memang jika prioritas kita bisa dalam kondisional sesuai kebutuhan akan tetapi intisarinya pondasi kita adalah dakwah. Ketika pondasi kita kuat sayap kitapun akan kuat sebaliknya jika pondasi kita roboh tentu sayap itupun juga kan roboh. Jika kita berdiri sendiri di dakwah cepat atau lambat sayap itupun akan muncul, akan tetapi jika kita memprioritaskan yang lain maka kita akan roboh. Oleh Karena itu kita harus mempunyai strategi yang baik agar semua bisa kuat. Akan tetapi jika kita tidak kuat boleh kita memotong satu sayap, jika itu akan memberikan kefokusan kepada diri kita daripada kita tidak focus semuanya. Karena berdakwah tidak harus raga kita yang bergerak, maka gunakanlah proses kaderisasi, sehingga kita bisa mencari generasi penerus dan kita bisa dengan cukup memantaunya tanpa harus raga kita yang disana. Nah akhwatifillah, namun jangan pernah kita memutuskan rumah kita, makas semuanya nanti akan roboh.
Dakwah itu adalah mengajak, mensyiarkan dll. Jika kita sebagai mentor yang bagus maka generasi kitapun akan menjadi bagus, akan tetapi jika kita sebagai mentor yang retak maka akan melahirkan generasi yang retak. Barisan orang yang baik  mempunyai strategi rapi akan mengalahkan barisan orang yang buruk  mempunyai strategi rapi, jangan sampai kita dikalahkan oleh orang yang mempunyai strategi rapi untuk mengajak keburukan. Kita harus lebih semangat untuk menyusun strategi yang lebih baik.
Yapzz, bagaimana kita sebagai aktivis dakwah beranikah memasuki dunia politik? Politik itu apa sih? Inilah  sebagai pengetahuan kita sebagai generasi pembangun peradaban. Demokrasi adalah miliknya orang barat yang tentunya itu bertolak belakna dengan Islam. Pertanyaannya bolehkah kita mengikuti ataupun memasuki di dalamnyayang notabennya itu adalah bukan ajaran Islam?
Wah kita sebagai kader dakwah, tentu harus tahu, bahwasanya ‘kita boleh masuk” karena apa? Ya jadikan demokrasi itu sebagai kendaraan. Kita bisa memasukinya karena tujuan kita adalah dakwah. Apakah itu? Mengillahkan Lillah, bukan mengillahkan yang selain Lillah. Karena kendaraan itu kita bisa menata dan mengatur semua di dalam Islam. Ibarat seorang pemimpin atau presiden, karena ya memang yang bisa menjalankan roda pemerintahan adalah presiden. Maka supaya kita bisa kita kesana itu dengan melalui demokrasi. Kendaraan yang dulu sepeda ontel menjadi motor, mobil, bis, kereta api dan menjadi pesawat terbang. Nah itu adalah strategi agar kita bisa kesana harus memakai kendaraan tersebut. Banyak strategi buruk yang rapi direncanakan, maka kita juga harus membuat strategi baik yang direncanakan kan? Yapzz, semua harus butuh perencanaan, jangan sampai kita dikalahkan.
Apakah antum sudah mencintai rumah dakwah? Apakah yang antum alakukan ketika rumah anda dicaci dan dimaki? Apakah engkau siap membela? Ataukah ikut mencaci dan memakinya? Jawabannya adalah sesuai dengan antum. Maka kita sebagai umat Islam  jika itu baik kenapa tidak dilakukan?, jika itu buruk  kita harus meninggalkan. Apakah yang menghambat antum dalam berdakwah? Pertanyaan ini dalah penyakit yang  butuh obat. Apakah penyakit kecil sensitive? Cuek? Iri? Dll. Maka kubur dalam-dalam penyakit itu dan cari solusi untuk melancarkan kinerja kita.
Harapannya bahwa kita sebagai generasi pembangun peradaban harus tahu kita fikriyahnya apa? Apa tujuannya? Apa potensi kita? Apa yang menghambat kita? Nah semoga kita tetap istiqomah di jalan Allah. Rumah yang hakiki adalah rumah yang membina, mendidik kita dan menjadikan kita manusia yang mempunyai karakter islmai, cerdas, kritis dan semata-mata Allah Ghayatuna.


                                    Semangat Yaa Akhwatifillah :) 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut